Jumat, 02 Agustus 2024

Transformasi Pengajaran dengan E-Learning di SMKN 3 Kota Bengkulu

Team Pengabdian Dosen dan Mahasiswa
Universitas Dehasen Bengkulu

Artikel, - Menurut UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization), lembaga dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang fokus pada pendidikan.

Ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, pendidikan adalah proses komunikasi yang terorganisasi dan berkelanjutan, dirancang untuk mendorong kegiatan belajar pada peserta didik. UNESCO merekomendasikan empat pilar utama pendidikan, yaitu:

1. Learning to know (belajar untuk mengetahui),

2. Learning to do (belajar untuk melakukan atau mengerjakan),

3. Learning to live together (belajar untuk hidup bersama),

4. Learning to be (belajar untuk mengembangkan diri sendiri) (Munir, 2008: 2).

Keempat pilar ini membentuk dasar dari pendidikan yang efektif dan berkelanjutan, memberikan landasan bagi pembelajaran yang mendalam dan holistik.

Perkembangan Teknologi dan Pendidikan Era 4.0

Perkembangan teknologi yang pesat saat ini membawa dampak signifikan bagi cara guru menerapkan model pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). 

Model-model seperti e-learning, virtual learning, computer-based training, dan open and distance learning semakin populer. Dengan pemanfaatan yang tepat, pembelajaran dapat menjadi lebih aktif dan interaktif, sejalan dengan tuntutan pendidikan era 4.0.

Pendidikan era 4.0 ditandai oleh penggunaan teknologi digital yang mendalam dalam proses pembelajaran, sering disebut sebagai sistem cyber. 

Sistem ini memungkinkan proses pembelajaran berlangsung tanpa batas ruang dan waktu, dan sangat mengandalkan peran guru dalam mengelola dan menyampaikan materi.

Regulasi dan Tujuan Pendidikan Nasional

Sistem pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan, membentuk karakter, dan membangun peradaban bangsa. 

Tujuan-tujuan ini dirumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 109 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi, Pasal 1 Nomor 4 menjelaskan bahwa e-learning adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja.

Pelaksanaan Kegiatan dan Diskusi

Mengacu pada tujuan pendidikan tersebut, tenaga pendidik diharapkan mampu mengembangkan kemampuan lulusan dalam berbagai aspek.

kehidupan: pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif). Pendidik dan peserta didik dituntut untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka dalam ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, agar materi pembelajaran tetap relevan dan berguna untuk masa kini dan masa depan.

Studi Kasus dan Penelitian Terkait

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Samsuddin, Rahman, dan Nadjib (2013) yang dipublikasikan dalam Jurnal Komunikasi KAREBA, penggunaan e-learning Moodle dalam mata pelajaran matematika di SMK Negeri 5 Makassar menunjukkan dampak positif yang signifikan terhadap hasil belajar.

 Sebelum penerapan e-learning Moodle, rata-rata skor uji hipotesis adalah 67,65. Setelah empat kali pertemuan menggunakan e-learning, rata-rata skor post-test meningkat menjadi 92,27, mencerminkan peningkatan rata-rata sebesar 24,62 poin.

Penelitian lain oleh Budiman, Arifin, dan Marlianto (2019) yang dipublikasikan dalam Jurnal Nasional Komputasi dan Teknologi Informasi menunjukkan bahwa media e-learning yang dikembangkan untuk SMK di Pontianak memiliki nilai kelayakan rata-rata sebesar 85,79%, menandakan bahwa media ini sangat layak digunakan. 

Respons dari guru dan siswa terhadap pembelajaran berbasis e-learning di SMK Pontianak juga sangat positif. Angket uji coba terbatas menunjukkan 78,38% setuju, sementara uji coba lapangan utama menunjukkan 79,45% setuju.

Kondisi dan Kebutuhan di SMKN 3 Kota Bengkulu

SMK Negeri 3, sebagai salah satu Sekolah Pusat Keunggulan (PK) di Provinsi Bengkulu, menawarkan lima program keahlian: Tata Kecantikan, Tata Busana, Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), serta Broadcasting. 

Sekolah ini didukung oleh infrastruktur yang memadai, termasuk fasilitas, sarana, dan sumber daya pendidik yang berkualitas.

Sebagai Sekolah Pusat Keunggulan, SMK Negeri 3 Kota Bengkulu menuntut tenaga pendidiknya untuk mahir dalam mengoperasikan berbagai perangkat teknologi informasi dalam proses pembelajaran.

Guru-guru di SMKN 3 juga diharapkan mampu berinovasi dan mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis teknologi untuk meningkatkan potensi diri dan kemampuan peserta didik mereka.

E-Learning berbasis LMS Moodle memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar di SMKN 3. Dengan e-learning, guru dapat menyampaikan materi pembelajaran secara fleksibel, memungkinkan kegiatan belajar dilaksanakan kapan saja dan di mana saja. 

Bagi guru-guru produktif, seperti pengajar mata pelajaran kejuruan, e-learning menawarkan inovasi baru dalam bentuk sumber belajar seperti teks, video pembelajaran, materi tayang, penugasan, dan kuis yang dapat diakses siswa dengan mudah.

Namun, meskipun e-learning menawarkan banyak potensi, guru-guru di SMKN 3 Kota Bengkulu masih menghadapi kesulitan dalam mengoperasikan dan mengelola materi ajar, membuat penugasan, serta menyusun kuis dan pengaturan pembelajaran di aplikasi e-learning. 

Akibatnya, penggunaan e-learning belum sepenuhnya optimal dalam mendukung proses belajar mengajar.

Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan selama satu bulan, dari 18 Oktober hingga 18 November 2021, di SMKN 3 Kota Bengkulu, Jalan Jati No.32, Sawah Lebar. Kegiatan ini melibatkan 30 guru produktif dan satu mahasiswa dari program studi informatika.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini meliputi pelatihan dan pendampingan, baik secara individu maupun berkelompok, sesuai dengan program keahlian di SMKN 3. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan keterampilan praktis dalam mengoperasikan e-learning, dengan masing-masing peserta menggunakan username dan password mereka sendiri.

Pelatihan didukung oleh modul penggunaan e-learning, memastikan bahwa prosesnya berjalan dengan optimal. Jika peserta menghadapi masalah atau kesulitan, narasumber siap memberikan pendampingan sesuai kebutuhan.

Materi Pelatihan dan Pendampingan

Kegiatan pendampingan pengelolaan materi bahan ajar bagi guru produktif di SMKN 3 Kota Bengkulu mencakup materi berikut:

1. Pengenalan e-learning berbasis LMS Moodle sebagai perangkat pembelajaran mandiri online yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja,

2. Pengenalan menu-menu e-learning,

3. Pembuatan kelas pembelajaran,

4. Pembuatan materi bahan ajar,

5. Pengelolaan materi bahan ajar ke dalam e-learning,

6. Pembuatan penugasan/kuis,

7. Pembuatan forum diskusi guru dengan peserta didik, serta

8. Pengelolaan nilai tugas dan kuis.

Evaluasi dan Hasil Kegiatan

Sebelumnya, penggunaan e-learning berbasis LMS Moodle belum familiar di kalangan guru-guru di SMKN 3 Kota Bengkulu.

Selama pandemi Covid-19, banyak guru yang beralih menggunakan berbagai aplikasi dan media sosial seperti Facebook, Google Classroom, Instagram, Telegram, dan WhatsApp Group untuk pembelajaran daring. 

Namun, pendekatan ini seringkali mengakibatkan kurangnya kontrol terhadap pelaksanaan pembelajaran, dengan guru-guru menghadapi kesulitan dalam memantau perkembangan peserta didik, mengelola penilaian dan penugasan, serta menangani pengelolaan kelas tanpa aplikasi yang seragam.

Kegiatan pendampingan dalam pengelolaan e-learning berbasis LMS Moodle memberikan solusi untuk mengelola pembelajaran secara lebih efektif.

Data dari kegiatan pengabdian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru-guru produktif di SMKN 3 Kota Bengkulu dalam pembelajaran online. 

Pelatihan dan pendampingan ini juga berkontribusi pada peningkatan keterampilan serta inovasi guru dalam melaksanakan pembelajaran, menjadikannya lebih efisien dan terkoordinasi.



Team Pengabdian Dosen dan Mahasiswa

Universitas Dehasen Bengkulu

Pelaksanaan Kegiatan dan Diskusi

Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat berjalan dengan baik. Guru-guru sangat antusias mengikuti pelatihan dan pendampingan, serta aktif dalam setiap kegiatan. Diskusi dan praktik langsung menggunakan e-learning berlangsung secara komunikatif dan penuh antusiasme. (*)


Penulis: Jusuf Wahyudi



EmoticonEmoticon

Postingan Populer